Akmil 1990 Yang Sudah Mayjen

Akmil 1990 Yang Sudah Mayjen

Jakarta - Sejumlah alumni Akademi Militer (Akmil) 1990 telah sukses meraih pangkat jenderal, baik bintang 2 maupun bintang 3. Pencapaian ini memperlihatkan prestasi mereka dalam meniti karier di militer.

Berikut ini adalah alumni Akmil tahun 1990 yang sukses menjadi jenderal:

1. Letjen TNI I Nyoman Cantiasa

Letnan Jenderal TNI I Nyoman Cantiasa merupakan abituren Akmil 1990 yang kini telah menjadi perwira tinggi TNI Angkatan Darat dengan menyandang pangkat bintang 3.

Pria kelahiran 26 Juni 1967 di Buleleng, Bali itu sekarang menjabat sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) III. Jabatan tersebut diembannya sejak 21 Januari 2022.

Ketika menamatkan Akademi Militer (Akmil) tahun 1990 dari kecabangan Infanteri (Kopassus), Cantiasa menjadi lulusan terbaik. Ia menerima penghargaan Adhi Makayasa dan Tri Sakti Wiratama. Ia pun memulai karier sebagai Danton Yonif Linud 328 Dirgahayu/Kostrad.

Lama berkecimpung di Kopassus, Cantiasa akhirnya berhasil menjadi Komandan Jenderal Kopassus pada 2019. Masih dengan pangkat Mayor Jenderal, ia ditugaskan sebagai Pangdam XVIII/Kasuari pada 2020.

Setelahnya, Cantiasa naik pangkat menjadi Letnan Jenderal dan menjabat Pangkogabwilhan III.

Saat masih Kolonel, dia terpilih menjadi Komandan Upacara Penurunan Sang Merah Putih dalam rangka memperingati HUT ke-68 Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana merdeka pada tanggal 17 Agustus 2013.

Saat dia masih berpangkat Letnan Satu (Lettu) Infanteri dan menjabat sebagai Wakil Komandan Sub Tim Detasemen 81 (Penanggulangan Teror) atau Sat-81/Gultor Kopassus.

Nyoman dan para prajurit Kopassus sama sekali tidak menyangka, akan mendapatkan tugas membebaskan sandera di Papua yang dulu bernama Irian Jaya.

Tak cuma itu, Nyoman semakin yakin jika tugas ini takkan mudah.

Sebab, ada 26 orang yang menjadi sandera kelompok OPM.

Yang lebih mengkhawatirkan, dalam daftar sandera ada enam orang yang merupakan Warga Negara Asing (WNA).

Dua orang diantaranya dari Belanda, dan empat orang lainnya berasal dari Inggris.

Sisanya merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) yang berprofesi sebagai dosen, pendeta, dan petugas kehutanan.

Setelah mendengar kabar bahwa ada puluhan sandera yang ditawan oleh kelompok OPM, Brigjen TNI Prabowo Subianto memerintahkan pasukannya untuk bergerak.

Kelompok OPM yang berada di bawah pimpinan Kelly Kwalik memberikan sejumlah tuntutan.

Tuntutan Kelly saat itu adalah mempublikasikan keberadaan OPM yang eksis di Papua, dan meminta Komite Palang Merah Internasional (ICRC) sebagai fasilitator dan negosiator.

Kelly menolak campur tangan pihak lain, apalagi TNI yang saat itu masih bernama ABRI.

Selain itu, para pemberontak Papua itu juga meminta ICRC mengirimkan logistik berupa makanan dan obat-obatan. Yang lebih gila, Kelly juga mendesak ICRC mengirim sejumlah senjata kepada OPM.

Operasi ini berakhir tanggal 9 Mei 1996 setelah penyerbuan Kopassus ke markas OPM di Desa Geselama, Mimika.

Dalam penyerbuan ini, 2 dari 11 sandera ditemukan tewas, Matheis Yosias Lasembu, seorang peneliti ornitologi dan Navy W. Th. Panekenan, seorang peneliti biologi.

2. Mayjen TNI Dwi Darmadi

Salah satu lulusan Akmil 1990 yang mencapai pangkat jenderal bintang dua Mayor Jenderal TNI Dwi Darmadi diangkat sebagai Pa Sahli Tk. III Kasad Bidang Sosbudkum HAM dan Narkoba pada November 2022. Ia merupakan satu di antara lulusan Akmil 1990 yang mencapai pangkat jenderal bintang dua dengan pangkat Mayor Jenderal.

Sebelum menempati posisinya yang sekarang, Dwi pernah ditugaskan sebagai Inspektur Kodam XVI/Pattimura (2020-2022) dan Panglima Divisi Infanteri 3/Kostrad (2022). Perwira kelahiran Bandung, 20 Februari 1966 ini banyak berkecimpung di Kostrad.

3.  Mayjen TNI Sonny Aprianto

Terakhir, lulusan Akmil 1990 yang mencapai pangkat jenderal bintang dua adalah Mayor Jenderal TNI Sonny Aprianto. Sejak Januari 2022 lalu, ia menjabat sebagai Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) IX/Udayana. Sebelumnya, Sonny menempati posisi Deputi III Bidang Kontra Intelijen BIN dan Sahli Bidang Hankam BIN pada 2021.

Sonny, yang lahir di Jakarta pada 9 April 1967, memiliki pengalaman dalam bidang Infanteri (Raider). Dalam catatan kariernya sebelum bertugas di Badan Intelijen Negara (BIN), Sonny pernah menjadi Paban Sahli Kasad (2017-2018), Danrem 031/Wirabima (2018), dan Danpusintelad (2018-2021).

4. Mayor Jenderal TNI Joko Purwo Putranto

Mayjen Joko Purwo lahir pada 2 Oktober 1966, pria asal Magelang ini tengah menjabat sebagai Komandan Komando Operasi Khusus (Koopsus) sejak 6 Desember 2021.

Sebelumnya Mayjen Joko sempat bertugas sebagai Kasdivif 1/Kostrad periode 2017-2020, dan Kasdam Iskandar Muda pada 2020-2021

5. Mayor Jenderal TNI Mochamad Syafei Kasno

Mayjen Mochamad Syafei Kasno lahir pada 24 November 1967. Sejak 4 November 2022 pria asal Manado ini mengemban amanat sebagai Asisten Teritorial Panglima TNI.

Beberapa jabatan strategis yang sempat diemban sebelumnya adalah, Pa Sahli Tk. III Bidang Komsos Panglima TN (2021), Pangdam XIV/Hasanuddin (2021), Dosen Tetap Unhan (2022), dan Pa Sahli Tk. III Bidang Wassus dan LH Panglima TNI.

6. Mayor Jenderal TNI Achmad Daniel Chardin

Mayjen Achmad Daniel Chardin lahir pada 23 Maret 1967 di Makassar, Sulawesi Selatan. Sejak 25 Februari 2022 lalu dia mulai menjabat sebagai sebagai Panglima Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan.

Jebolan Akmil 1990 yang berpengalaman di bidang Infanteri ini sempat menjalani hampir separuh masa abdinya di Kopassus yakni dari 1991 hingga 2006.

7. Mayor Jenderal TNI Syafrial

Alumni Akmil 1990 berikutnya lahir pada 18 September 1967. Mayjen Syafrial kini tengah menjabat sebagai Panglima Divisi Infanteri 2/Kostrad.

Pria asal Padang ini memang telah lama berada di Kostrad yakni sejak 1991 hingga 2010. Sebelum akhirnya kembali ditugaskan di Kostrad pada 2017 sebagai Kasdivif 2.

I Nyoman Cantiasa (Foto : Wikipedia)

SEJUMLAH alumni Akmil 1990 telah sukses meraih pangkat jenderal, baik bintang 2 maupun bintang 3. Pencapaian ini memperlihatkan prestasi mereka dalam meniti karier di militer.

Berikut ini adalah alumni Akademi Militer (Akmil) tahun 1990 yang sukses jadi jenderal:

1. Letjen TNI I Nyoman Cantiasa

Letnan Jenderal TNI I Nyoman Cantiasa merupakan abituren Akmil 1990 yang kini telah menjadi perwira tinggi TNI Angkatan Darat dengan menyandang pangkat bintang 3. Pria kelahiran 26 Juni 1967 di Buleleng, Bali itu sekarang menjabat sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) III. Jabatan tersebut diembannya sejak Januari 2022.

Ketika menamatkan Akademi Militer (Akmil) tahun 1990 dari kecabangan Infanteri (Kopassus), Cantiasa menjadi lulusan terbaik. Ia menerima penghargaan Adhi Makayasa dan Tri Sakti Wiratama. Ia pun memulai karier sebagai Danton Yonif Linud 328 Dirgahayu/Kostrad. Lama berkecimpung di Kopassus, Cantiasa akhirnya berhasil menjadi Komandan Jenderal Kopassus pada 2019. Masih dengan pangkat Mayor Jenderal, ia ditugaskan sebagai Pangdam XVIII/Kasuari pada 2020. Setelahnya, Cantiasa naik pangkat menjadi Letnan Jenderal dan menjabat Pangkogabwilhan III.

2. Mayjen TNI Sonny Aprianto

Salah satu lulusan Akmil 1990 yang mencapai pangkat jenderal bintang dua adalah Mayor Jenderal TNI Sonny Aprianto. Sejak Januari 2022 lalu, ia menjabat sebagai Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) IX/Udayana. Sebelumnya, Sonny menempati posisi Deputi III Bidang Kontra Intelijen BIN dan Sahli Bidang Hankam BIN pada 2021.

Sonny, yang lahir di Jakarta pada 9 April 1967, memiliki pengalaman dalam bidang Infanteri (Raider). Dalam catatan kariernya sebelum bertugas di Badan Intelijen Negara (BIN), Sonny pernah menjadi Paban Sahli Kasad (2017-2018), Danrem 031/Wirabima (2018), dan Danpusintelad (2018-2021).

3. Mayjen TNI Dwi Darmadi

Mayor Jenderal TNI Dwi Darmadi diangkat sebagai Pa Sahli Tk. III Kasad Bidang Sosbudkum HAM dan Narkoba pada November 2022. Ia merupakan satu di antara lulusan Akmil 1990 yang mencapai pangkat jenderal bintang dua dengan pangkat Mayor Jenderal.

Sebelum menempati posisinya yang sekarang, Dwi pernah ditugaskan sebagai Inspektur Kodam XVI/Pattimura (2020-2022) dan Panglima Divisi Infanteri 3/Kostrad (2022). Perwira kelahiran Bandung, 20 Februari 1966 ini banyak berkecimpung di Kostrad.

TNI memiliki beberapa perwira tinggi bintang tiga atau Letnan Jenderal (Letjen) yang menduduki sejumlah jabatan strategis. Foto/SINDOnews

- Tentara Nasional Indonesia (TNI) memiliki beberapa perwira tinggi bintang tiga atau Letnan Jenderal (Letjen) yang menduduki sejumlah jabatan strategis. Mereka merupakan perwira-perwira lulusan Akademi Militer (Akmil) Angkatan 1990-an dari satuan Infanteri

dengan segudang prestasi.

Berdasarkan hasil penelusuran, para perwira tersebut merupakan lulusan terbaik peraih lencana Adhi Makayasa. Pemberian anugerah Adhi Makayasa dilaksanakan pada acara Prasetya Perwira (Praspa) dan Sumpah Perwira, yaitu upacara pelantikan para taruna TNI dan Polri.

Apakah bilangan romawi masih digunakan saat ini?

Bilangan romawi tidak lagi digunakan secara umum dalam kehidupan sehari-hari. Namun, mereka masih sering digunakan dalam konteks khusus seperti jam analog, kaligrafi, dan tanggal pada bangunan bersejarah.

Pemahaman tentang konversi numerik ke bilangan romawi sangat penting dalam pemahaman sejarah dan budaya Romawi kuno. Dengan mengetahui cara mengkonversi angka decimal ke bilangan romawi, kita dapat menghargai kontribusi bangsa Romawi dalam pengembangan sistem numerik ini. Mari kita terus merawat warisan sejarah ini dan menjaga pengetahuan ini tetap hidup di masa depan! Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang bilangan romawi, jangan ragu untuk melakukan riset tambahan dan ikuti jejak para sejarawan. Selamat belajar dan semoga sukses!

monggo yang mau beli mobil keluarga buat lebaran, kondisi terawat, pakaian pribadi, mesin sehat, knalpot ngembun, aki baru, interior rapi - pajak hidup surat2 lengkap - mesin 5K sehat terawat tenaga o

monggo yang mau beli mobil keluarga buat lebaran, kondisi terawat, pakaian pribadi, mesin sehat, knalpot ngembun, aki baru, interior rapi - pajak hidup surat2 lengkap - mesin 5K sehat terawat tenaga oke - 5 speed maju 1 mundur - tape, radio aktif - AC dobel blower - spidometer, feul meter, indikator suhu aktif - velg R15 - kelistikan bagus, lampu utama, sein, stop, mindur aktif - wiper + washer aktif normal - pengapian ori semua pake denso yang mau cek TKP monggo, mobil gak pernah rewel terima kasih

Teguh Muji Angkasa (Foto: Istimewa)

SEJUMLAH Jenderal TNI lulusan Akadami Militer (Akmil) 1989 yang memiliki karier cemerlang hingga saat ini. Salah satunya berstatus sebagai peraih Adhi Makayasa.

Setiap angkatan di Akmil selalu melahirkan prajurit-prajurit bertalenta. Bahkan, sebagian di antaranya berhasil menduduki jabatan-jabatan penting serta meraih pangkat Jenderal.

Berikut ini lima Jenderal TNI lulusan Akmil 1989 yang memiliki riwayat karier yang moncer:

1. Teguh Muji Angkasa

Letnan Jenderal TNI Teguh Muji Angkasa merupakan seorang perwira tinggi (pati) di TNI Angkatan Darat (AD). Pria kelahiran 11 Juni 1967 ini diketahui sebagai lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1989 dari kecabangan Infanteri Kopassus.

Dalam riwayat kariernya, Teguh Muji Angkasa pernah menempati berbagai jabatan strategis. Sebut saja seperti Wakil Komandan Jenderal Kopassus (2016-2017), Kasdam IV/Diponegoro (2018-2020), Komandan Jenderal Kopassus (2021-2022), hingga Pangdam XVII/Cenderawasih (2022).

Terbaru, Letjen TNI Teguh Muji Angkasa kembali mendapat kenaikan pangkat menjadi Jenderal bintang 3 dengan jabatan barunya sebagai Komandan Pusat Teritorial Angkatan Darat.

Sama halnya dengan Teguh Muji Angkasa, Letnan Jenderal TNI Eko Margiyono juga menjadi salah satu lulusan Akmil 1989 dari kecabangan Infanteri (Kopassus). Sepanjang kariernya di TNI, pria kelahiran 12 Mei 1967 ini pernah menempati sejumlah jabatan penting.

Di antaranya adalah Komandan Grup A Paspampres (2010-2012), Asops Kasdam Jaya (2012-2014), Kasdam Jaya (2017), Gubernur Akmil (2018-2018), Danjen Kopassus (2018-2019), Pangdam Jaya (2019-2020), hingga Pangkostrad (2020-2021).

Kemudian, sejak 9 Juni 2021 Eko Margiyono menduduki posisi Kasum TNI. Kala itu, dia menggantikan Letjen TNI Ganip Warsito berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/435/2021 tanggal 25 Mei 2021.

3. Totok Imam Santoso

Mayor Jenderal TNI Totok Imam Santoso, perwira tinggi (pati) TNI AD tersebut menempati posisi Pangdam XIV Hasanuddin. Lulusan Akmil 1989 ini pernah menjabat Gubernur Akmil pada 2020-2021, hingga Danpussenarmed Kodiklatad pada periode 2021-2022.

Jenderal bintang dua ini diketahui sebagai anggota organisasi Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT). Dalam tugasnya sebagai Ketua Bidang Teknik PSHT, tim pencak silat TNI AD berhasil meraih juara di International Pencak Silat Indonesia Open Championship.

Mayor Jenderal TNI Tri Yuniarto merupakan perwira tinggi (pati) TNI AD yang kini menjabat Staf Ahli Bidang Sosbud Setjen Wantannas. Dalam riwayatnya, Tri diketahui sebagai lulusan terbaik Akmil 1989 dan meraih bintang Adhi Makayasa-Tri Sakti Wiratama.

Selain itu, pria kelahiran 15 Juni 1968 ini juga menyemat predikat lulusan terbaik PPRA LV Lemhannas 2016. Pada jenjang kariernya, prajurit dari kecabangan Infanteri (Kopassus) ini memiliki riwayat yang cukup mentereng.

Tri Yuniarto pernah menjadi Danden 433/43 Grup 4 Kopassus, Koorspri Kasad, Dirbindiklat Pusterad (2016-2017), Dirdok Kodiklatad (2017-2018), Pangdivif 2/Kostrad (2018-2021), hingga Staf Ahli Bidang Sosbud Setjen Wantannas (2022).

Berikutnya ada Letnan Jenderal TNI Suharyanto. Pria kelahiran 8 September 1967 ini merupakan lulusan Akmil 1989 dari kecabangan Infanteri. Dikutip dari pemberitaan Sindonews, sejumlah jabatan penting pernah disematnya hingga saat ini.

Sebut saja seperti Danrem 051/Wijayakarta (2015-2016), Direktur Kontra Separatisme Deputi III BIN (2017-2018), Kasdam Jaya (2018-2019), hingga Pangdam V/Brawijaya (2020-2021). Terbaru, Letjen Suharyanto ditunjuk sebagai Kepala BNPB menggantikan Letjen TNI Ganip Warsito. Jabatan ini dipegangnya sejak 17 November 2021.

Bilangan Romawi: Konversi Numerik ke Romawi dan Sebaliknya

Bilangan Romawi digunakan oleh bangsa Romawi kuno untuk mewakili angka dalam sistem numerik mereka. Sistem ini menggunakan gabungan dari beberapa simbol yang memiliki nilai numerik tertentu. Salah satu tahun yang sering digunakan untuk menjelaskan konversi dari angka decimal ke bilangan romawi adalah tahun 1990. Mari kita lihat bagaimana kita dapat mengkonversi angka 1990 menjadi bilangan romawi.

Pertama-tama, mari kita lihat tabel yang memuat simbol-simbol bilangan romawi dan angka yang mereka wakili:

Sekarang, mari kita lihat cara mengkonversi angka 1990 menjadi bilangan romawi. Kita tahu bahwa angka 1990 terdiri dari ribuan, ratusan, puluhan, dan satuan.

Tanda ribuan hanya dapat digunakan dalam angka yang lebih besar dari 1000, jadi kita tidak perlu memikirkannya saat mengkonversi angka 1990. Kita dapat melewatkannya.

Angka Romawi dari Satuan

Selanjutnya, mari kita lihat cara mengkonversi angka satuan. Aturan-aturan yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:

Untuk angka 1990, satuannya adalah 9, jadi kita tinggal menggunakan simbol ‘IX’.

Sehingga, angka 1990 dalam bilangan romawi adalah CMXC.

Apa itu bilangan romawi?

Bilangan romawi adalah sistem numerik yang digunakan oleh bangsa Romawi kuno untuk mewakili angka-angka mereka. Sistem ini terdiri dari simbol-simbol khusus yang memiliki nilai numerik tertentu.

Angka Romawi dari Puluhan

Sekarang, mari kita lihat cara mengkonversi angka puluhan. Aturan-aturan yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:

Untuk angka 1990, puluhannya adalah 90, jadi kita tinggal menggunakan simbol ‘XC’.

Letjen TNI I Nyoman Cantiasa

Letnan Jenderal (Letjen) TNI I Nyoman Cantiasa saat ini menjabat sebagai Koordinator Staf Ahli Kepala Staf Angkatan Darat (Koorsahli) Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).

Jabatan tersebut resmi disandang Nyoman Cantiasa sejak 27 April 2023. “Hal itu berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/426/IV/2023 tanggal 27 April 2023 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan Dalam Jabatan Di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia,” bunyi keterangan tertulis yang dikutip pada Selasa (16/5/2023).

I Nyoman Cantiasa merupakan lulusan terbaik Akademi Militer (Akmil) 1990 dari kecabangan Infanteri Kopassus. Prestasinya tersebut membuat I Nyoman Cantiasa menyabet dua penghargaan sekaligus yakni Adhi Makayasa dan Tri Sakti Wiratama.

Adhi Makayasa adalah penghargaan kepada lulusan terbaik TNI-Polri. Untuk TNI terbagi dalam tiga matra yakni, matra darat dari Akademi Militer (Akmil) Magelang, matra laut dari Akademi Angkatan Laut (AAL) Surabaya, dan matra udara dari Akademi Angkatan Udara (AAU) Yogyakarta. Sedangkan Tri Sakti Wiratama merupakan prestasi tertinggi gabungan mental, fisik, dan kecerdasan intelektual.

Dilansir dari laman resmi Komando Pasukan Khusus (Kopassus), pria kelahiran Bubunan, Seririt, Buleleng, Bali 26 Juni 1967 ini mengawali kariernya di Batalyon Libur (Para Raider) 328/Dirgahayu Kostrad. Karier ayah dua anak ini selanjutnya banyak dijalani di Korps Baret Merah Kopassus, pasukan elite TNI AD.

Di antaranya menjadi Wadansubtim Den 81 Gultor/Kopassus, Dan Unit Den 81 Gultor/Kopassus, Dansubtim 2 Den 81 Gultor/Kopassus, Dantim Den 81 Gultor/Kopassus, Dantim Intel Grup 3 Sandhi Yudha/Kopassus.

Saat perwira menengah, I Nyoman Cantiasa menduduki sejumlah jabatan strategis di Kopassus yakni, Danseko Pusdikpassus, Dansepara Pusdikpassus, Danyon 811/Sat-81/Kopassus, Dandenma Kopassus, kemudian Waasintel Danjen Kopassus dan Wadansat-81/Kopassus. Termasuk Dansat 81/Kopassus, Danpusdikpassus, Ahli Bidang Taktik Khusus Gultor Danjen Kopassus hingga Danmentar Akmil.

Infanteri     1. JODI WIJANARKO     2. OPAN SOPANDI     3. ERA HERNANTO     4. SUMEIDI     5. MONANG HARIS PS.     6. RUDI SYAMSIR     7. PATAR SAHAT P.     8. LUKMANSYAH     9. A. RAHMAN TAUFIK    10. A. SUHENDRA    11. SLAMET RIYADI    12. BASUKI ACHMAT S.    13. RUDIYANTO    14. NURALIM    15. CH. EKO MINTARTO    16. LILIK SUTIKNA    17. U. HARI SUPANGKAT    18. F. FRENKY TUMBOLE    19. M. SJA'BAN LANTA    20. SAMSUL    21. R. TOAR S. MANOPO    22. IRHAM WAROIHAN    23. TAUFAN AKRIDAL    24. JOKO SLAMET    25. ERWIN    26. YANMAMORA    27. I MADE RIAWAN    28. RAHMAN SUJANA    29. TEGUH MUJI A.    30. JOKO SUDIYONO    31. EKO SETIAWAN A.    32. AGUS GUNAWAN    33. LEO R. RATNA    34. HERI WIRANTO    35. H. EDDY SUNARYO    36. SUWANTO    37. EKO NATALIUS H.    38. JOKO WILFRIT    39. RONTA AGUS K.    40. SUNARTO    41. SAFRUDIN    42. SUTIKNO SULEMAN    43. NURMAN SAITO    44. RIFKI    45. IDA BAGUS K. SURYA W    46. HENDRI SANTOSO    47. YAN ANDERSON            48. HADI SUMARNO    49. ACHMAD ZAHRONI    50. Y. HERU KUNCORO J.    51. HERON DAMANIKUS    52. ALMUKHALIF SURYO    53. ALKAMELVI KARMANI    54. HERRY STEVE S.    55. WAWAN SUKARWANTO    56. SUHARYANTO    57. ADE KURNIANTO    58. MUCHTAR INDARTA    59. HERI KRISTIANTO    60. SURATNO    61. M. KLUFIE BETA    62. AGUS MARSANTO    63. DJAMBAR DARMO    64. IWAN SUMANTRI    65. DARYATMO    66. ANGGIAT TORANG    67. JOHANES MAHORA    68. HAROLD MOKAYUKU    69. JAP. TARIGAN    70. SUSWATIJO    71. YUDI ABRI MANTYO    72. ERI ISWANTORO    73. SAPRIADI    74. AHMAD MULYONO    75. AHMAD MARJUKI    76. EKO MARGIYONO    77. WASONO    78. JOHN HARLAN A.    79. ANTON PATANDUNG    80. R. BHAKTI Z. AHMAD    81. CUCU ZAENAL ARIFIN    82. YUSMAN MADAYUN    83. RA. PRANANTO AKOSO    84. SUGIYONO    85. DIDIK SUGIYANTORO    86. WAHYU WIJAYA    87. LUKANUL KHAQIM    88. TJ. PUTRA GUNADI G.    89. JAMARIUS ARISTON ELLA    90. DADANG JUANDA    91. CHANLAN ADILANE    92. REKSON OBERLIN S.    93. A. SURYA AGUNG N.    94. LISMER LUMBAN S.            95. DWI KURYANTO    96. OKTORI BHAKTI    97. HERI WIDARTO    98. SURYO SUPRAPTO    99. ICHWAN    100. DANU PRIONGGO    101. JAHIDIN    102. DJOKO ANDOKO    103. TRI YUNIARTO    104. DENI MULYONO    105. IMAM SUPARDI    106. PARADA SIRINGO R.    107. SETIA JIWA    108. HANDAKA    109. ARIF BUKHORI    110. ABDULLAH    111. DJONI WIJAYANTO    112. ABDUL RAHMAN    113. WIM MULYADI P.    114. SUNARTO    115. FAUZI RUSLI    116. NASRUL NASUTION    117. FERDINANDUS    118. TRI WIDARBO    119. EDDY KASMADI    120. IRWAN BUDIYANTO    121. DJOKO MARYANTO    122. SUSILO WIBOWO    123. M. HASAN    124. TRI NUGRAHA H.    125. R. MUHAMAD K.    126. R. TRI MULYONO    127. KUKUH HARTONO    128. SUDARWO ARIS N.    129. MOH. AHSANUL HAQ    130. NANANG ARIANTO    131. HARI SANTOSO    132. BASRI  (BUPATI NUNUKAN KALTIM)    133. SAINUL ALAM    134. ASRIANUS BULO    135. YOHANIS SINGGI    136. MADE GERNINA YASA    137. RODON PEDRASON    138. SETIA WINARNO    139. TITO OTMAN MAHMUD PADRAB    140. MOHAMMAD SOKHIR                Kavaleri     1. GATOT PRAMONO     2. JONATABE ARYANTO     3. WAWAN TJAHYONO     4. TENTRI DOLONG     5. IGN. EKO JOKO P.     6. KHUSNUL QULUQ     7. DANNY GAUTAMA     8. ADE WIHANTO     9. AGUS TABAH SANTOSO    10. ASEP RIDWAN    11. ACHMAD FADHOLI    12. SUSANTO    13. BUDI AWALUDIN H    14. TAUFIK BUDI S    15. GUNUNG ISKANDAR    16. ABDUL BASID    17. BAMBANG LISDIANTO    18. BAMBANG SUGIHARTO    19. BOKIYAR    20. JONI NAINGGOLAN    21. M. HATTA UMAR RUKO    22. KUKUH SURYA SIGIT S.    23. YUSUP M.    24. ROBERT PWIN T.            Armed

9. OCTIVA RAJAGUKGUK, SH, SIP

14. I KADEK ARYA ATMAWIJAYA

16. JAUHARI AGUS SARAJI

17. TOTOK IMAM SANTOSO, SIP, S.Sos

19. ANTON IRIYANTO POPANG

20. VINCENTIUS SETIAWAN BAYU S.

21. BAMBANG EKO PRATOLO

3.    SURYO TRIDOSO SAPTO HANDONO

4.    NUGROHO JATI WALUYO

7.    A. ZAKI BASUKI RAHMAT

9.    IBNU BINTANG SETIAWAN, SIP

11. BUDHI DARMAWAN, S.Sos

12. AHMAD HOTMA POHAN

14. HERU SUDARMINTO, SIP, MSc

16. MIRZA PATRIA JAYA

17. JONNI MAHROJA, MA

20. RAMSES LUMBAN TOBING

21. AHMAD HOTMA POHAN

Zeni     1. Y.D. PRASETIO     2. DEDY HERMAN     3. ANORI TOMABARSONO     4. RAHMAT SUHANIYA     5. RUDY HERMANTO     6. I WAYAN ADITYA     7. BENY BUDI SETIANTO     8. BUDI IRWANTO     9. RUDY WIRAWAN H    10. SUSILO ADI PURWANTORO    11. TOTO FEDERIK P    12. ARI PITOYO GUMELAR    13. AHMAT FAIZAL    14. DODY KUSBNDI    15. R. NUGROHO GUMELAR    16. HERIYANTO DAHLAN    17. KHOMARUDIN    18. ADI WIRYANTO    19. MATEUS JANGKUNG    20. FAHRUDIN    21. KRISTIANTO    22. RIDHO HERMAWAN    23. MARYONO    24. TRI HASCARYA    25. HARFENDI    26. BAGUS ANTONOV H                Peralatan     1. ARIF HERMAN HIDAYAT     2. ASOP SOFYAN SAMSUDIN     3. HARI PURNOMO     4. BUGIARTO     5. ENDANG SUTARDI     6. MURAD ZAELANI     7. JONI DECIANA     8. KOWARAHARDJA     9. HARDI    10. AGUS SRI RAHARDRA I    11. MAKBUL    12. KOKOM    13. AGUS TRI SUNU    14. PRIHANDOKO                Perhubungan     1. TJAHJONO SRI WIBOWO     2. I GUSTI PUTU WIREJANA     3. WIDJANG RANJOTO     4. DENIH DAHTIAR     5. MARTANTO DWI SAKSONO HADI     6. SUNOTO     7. IRBARSYAH RUDIANTO     8. AKHMAD ZAINUL ARIFIN     9. MUHAMAD MUHSON    10. AGUS SETIAWAN    11. BUDI INDARTO    12. GATOT SANTOSO

Reporter: Rohidi Efendi |

Editor: Dedi Julizar |

KORANRADARKAUR.ID - Bertabru bintang untuk TNI AD berasal dari jebolan Akademi Militer (Akmil) 1990 tembus jenderal bintang 3.

Ada empat orang jebolan Akmil 1990 tembus bintang3, keempat sosok jebolan Akmil 90 tersebut kini sudah menduduki jabatan Perwira Tinggi (Pati) tubuh TNI, dengan pangkat di pundaknya Letnan Jenderal (Letjen TNI).

Menariknya, para jenderal bintang 3 tersebut juga tercatat menduduki jabatan strategis. Mulai dari Staf Khusus Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).

Ada pula sebagai Komandan Pusat Teritorial Angkatan Darat (Danpusterad), hingga Koordinator Staf Ahli Kepala Staf Angkatan Darat (Koorsahli KSAD).

BACA JUGA:Usia Baru Menginjak 48 Tahun, Sederet Jenderal Bintang 2 TNI AD Jabat Pangdam

Yang tidak kalah menarik lagi, dari 4 sosok jenderal bintang 3 jebolan Akmil 1990 itu, satu diantaranya merupakan peraih Adhi Makayasa dan Tri Sakti Wiratama.

Lalu, siapa saja sosok 4 Jenderal TNI bintang 3 atau Mayjen TNI yang berasal dari jebolan Akmil 1990, yang kini menduduki jabatan strategis tersebut?

Untuk lebih jelasnya, simak rangkuman selengkapnya seperti yang dikutip dari laman nasional.sindonews.com yang akan KORANRADARKAUR.ID sajikan berikut :

BACA JUGA:Sukseskan Program Makan Bergizi Gratis Libatkan TNI, Anggaran 800 Miliar per Hari

1. Letjen TNI I Nyoman Cantiasa

I Nyoman Cantiasa merupakan Pati TNI AD yang kini dipercaya untuk menduduki jabatan Staf Khusus KSAD, dari sebelumnya sebagai Waka BIN.

Jenderal bintang 3 ini merupakan jebolan terbaik Akmil 1990. Sehingga berliau berhak menerima penghargaan Adhi Makayasa dan Tri Sakti Wiratama.

Mayjen TNI AD tersebut sudah beberapa kali menduduki jabatan strategis diantaranya, Danjen Kopassus pada 2019, dan Pangdam XVIII/Kasuari tahun 2020.

Setelah pecah bintang 3, beliau menduduki jabatan Pangkogabwilhan III pada periode 2022 sampai 2023, menggantikan Letjen Jeffry Apoly Rahawarin.

Siapa yang tak pernah bertanya-tanya mengenai bilangan Romawi? Apakah Anda juga penasaran dengan bilangan Romawi dari tahun 1990? Mari kita jelajahi angka-angka kuno ini dengan gaya penulisan jurnalistik bernada santai.

Jika Anda masih ingat, bilangan Romawi menggunakan simbol-simbol khusus untuk mewakili angka. Angka 1 ditulis sebagai “I”, 5 ditulis sebagai “V”, dan seterusnya. Jadi, bagaimana kita mewakili angka 1990 dalam bilangan Romawi?

Mari kita pecahkan ini satu per satu. Angka 1990, saat ditulis dalam bilangan Romawi, menggunakan simbol “M” yang berarti 1000. Kemudian, kita menambahkan angka 900, yang ditulis sebagai “CM”. Setelahnya, kita menambahkan angka 90, yang ditulis sebagai “XC”. Dan, akhirnya, kita menambahkan angka 0, yang diwakili dengan simbol kosong.

Jadi, dengan menempatkan semua simbol ini bersama-sama, bilangan Romawi dari tahun 1990 adalah “MCMXC”. Terdengar cukup rumit, bukan?

Meskipun bilangan Romawi mungkin tampak asing bagi banyak orang hari ini, masalah ini menjadi sangat penting ketika Anda mencari informasi di mesin pencari terbesar di dunia, yaitu Google. Dalam era digital ini, artikel seperti ini ditulis dengan mempertimbangkan kebutuhan SEO dan peringkat di mesin pencari.

Dengan menampilkan artikel ini di situs web Anda, menggunakan kata kunci yang tepat seperti “bilangan romawi 1990,” Anda berpotensi mendapatkan lebih banyak lalu lintas dan meningkatkan peringkat Anda di mesin pencari. Semoga artikel ini membantu Anda dalam upaya tersebut!

Jadi, inilah dingin-dingin artikel jurnalistik tentang bilangan Romawi dari tahun 1990. Meskipun kita jarang menggunakan bilangan Romawi dalam kehidupan sehari-hari, masih menarik untuk mengetahui cara mengungkapkannya. Siap menguji pengetahuan Anda tentang bilangan Romawi selanjutnya?

Angka Romawi dari Ratusan

Untuk mengkonversi angka ratusan, kita perlu mengetahui beberapa aturan:

Untuk angka 1990, ratusannya adalah 900, jadi kita tinggal menggunakan simbol ‘CM’.

Anda mungkin ingin melihat