Dampak Dari Limbah Cair

Dampak Dari Limbah Cair

Jenis Limbah Anorganik

Limbah dari bahan anorganik ternyata terbagi menjadi dua jenis yakni limbah keras dan lunak. Berikut uraiannya.

Contoh Limbah Anorganik

Ada banyak sampah non organik yang banyak dijumpai di lingkungan sekitar. Dalam Jurnal Formatif 4(2), setidaknya ada empat jenis sampah anorganik yang bisa didaur ulang. Berikut penjelasannya.

Plastik merupakan benda yang sering kita gunakan. Bahan ini umumnya digunakan untuk packaging barang. Plastik juga biasanya dimanfaatkan untuk perabotan rumah tangga. Barang-barang berbahan plastik memiliki beberapa keunggulan seperti tidak mudah berkarat dan tahan lama.

Meskipun barang dari plastik memiliki beberapa keunggulan, namun saat sudah tidak digunakan benda tersebut dapat menjadi sampah anorganik. Jenis limbah anorganik ini sulit terurai. Contoh sampah anorganik yang sering kita jumpai yaitu; kantong plastik, sedotan plastik, dan benda-benda plastik lainnya.

Contoh sampah anorganik ini merupakan limbah yang berasal dari bahan logam. Contohnya yaitu besi, kaleng, alumunium, timah, dan jenis logam lainnya. Kaleng menjadi sampah logam yang banyak ditemukan dan paling sering didaur ulang.

Yuk, Kelola Limbah Cair Kelapa Sawit dengan Baik dan Aman!

Itulah beberapa penjelasan dasar yang perlu Anda pahami dalam mengolah limbah cair kelapa sawit yang tidak menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan.

Pada intinya, untuk mengimbangi permintaan pasar terhadap CPO dan PKO yang terus meningkat, Anda perlu mengadopsi metode pengolahan limbah kelapa sawit yang efektif dan berkelanjutan menggunakan beberapa teknologi canggih.

Untuk membantu Anda melakukannya, Anda bisa berkonsultasi dengan salah satu tim  Tanindo dengan cara menghubungi kontak Tanindo.

PT. Tanindo Anugerah Nusantara merupakan sebuah perusahaan jasa Water treatment Indonesia yang bergerak di bidang pengolahan air bersih, air minum, dan air limbah, yang didukung oleh tenaga yang berpengalaman dan terlatih.

Tanindo telah mengerjakan berbagai proyek pengolahan dan penjernihan air dari Sabang hingga ke Merauke dengan skala project dari yang kecil sampai yang terbesar.

TANINDO juga dapat bertindak sebagai konsultan maupun kontraktor untuk banyak perusahaan air minum dalam kemasan ataupun isi ulang di berbagai wilayah Indonesia yang berupa pembuatan sistem air minum karyawan untuk pabrik-pabrik dengan jumlah karyawan skala menengah hingga padat karya (> 2000 karyawan).

Di dalam setiap instalasi pengolahan limbah maupun air, Tanindo  menerapkan standar-standar yang sudah ditetapkan oleh pemerintahan Republik Indonesia yang berkaitan dengan Standar SNI, BPOM, AMDAL, KAN, MUI dan ISO.

Limbah anorganik adalah jenis sampah yang tidak mudah terurai. Limbah atau sampah anorganik merupakan sampah dari bahan non hayati.

Dalam Jurnal Dinamika Pengabdian 1(2), sampah anorganik adalah sampah dari sumber daya alam tidak terbaharui dan proses industri. Contoh dari sumber daya tak terbaharu yaitu minyak bumi dan mineral. Sedangkan proses industri yang menjadi sumber limbah non organik misalnya plastik dan aluminium.

Limbah non organik ini sudah sejak dahulu menjadi masalah di lingkungan. Banyak bencana alam dan pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah ini.

Limbah Cair Industri

Limbah cair industri adalah air buangan yang dihasilkan dari proses produksi berbagai jenis industri. Karakteristik limbah cair industri sangat bervariasi tergantung pada jenis industrinya. Beberapa contoh limbah cair industri antara lain:

Limbah cair industri umumnya lebih berbahaya dibandingkan limbah cair domestik karena dapat mengandung bahan-bahan beracun dan sulit terurai di alam.

Dampak Limbah Cair Kelapa Sawit Bagi Lingkungan

Umumnya, pabrik kelapa sawit dapat menghasilkan limbah cair dari proses pengolahan sawit menjadi Crude Palm Oil (CPO), inti sawit menjadi Palm Kernel Oil (PKO), dan budidaya kelapa sawit itu sendiri. Setiap pengolahan yang ada, akan memproduksi limbah sekitar 600-700 liter per satu ton tandan buah kelapa sawit segar.

Nah, jika seluruh limbah tersebut tidak Anda kelola dengan baik, maka dapat menyebabkan permasalahan lingkungan seperti berikut ini:

Mengganggu Kesehatan Manusia

Limbah cair kelapa sawit juga memiliki dampak negatif terhadap kesehatan manusia. Jika limbah mencemari sumber air minum, maka manusia yang mengkonsumsi air tersebut dapat terkontaminasi patogen penyebab berbagai penyakit perut dan pencernaan. Seperti diare, tipes, kolera, keracunan makanan, atau infeksi parasit.

Beberapa kasus limbah juga dapat menyebabkan iritasi dan gangguan kulit, apabila manusia terpapar langsung dengan zat-zat kimia dalam limbah. Reaksi alergi, dermatitis, atau bahkan luka bakar kulit dapat terjadi akibat paparan yang berkepanjangan atau berulang.

Limbah Lunak Anorganik

Limbah lunak non organik adalah limbah yang sifatnya lunak atau lentur dan mudah dibentuk. Limbah lunak anorganik juga bisa berbentuk cair, seperti air bekas cuci baju yang mengandung detergen, minyak jelantah, dan lain sebagainya.

Cara Pengolahan Limbah Cair Kelapa Sawit

Teknologi Reverse Osmosis (RO) dapat digunakan dalam pengolahan limbah cair kelapa sawit. Namun, sebelum proses RO dilakukan, limbah cair tersebut harus melalui beberapa tahapan awal untuk memperoleh kualitas yang memadai. Tahapan-tahapan tersebut meliputi proses aerobik, anaerobik, clarifier, dan lain sebagainya. Tujuannya adalah untuk menghilangkan sejumlah besar kontaminan dan mengendalikan konsentrasi zat-zat terlarut sebelum airnya diolah menggunakan RO.

Proses RO pada limbah cair kelapa sawit bertujuan untuk menghasilkan air yang dapat digunakan kembali, dalam konsep yang disebut sebagai “reuse” air. Air yang telah melalui tahap RO tersebut dapat digunakan kembali untuk keperluan toilet, irigasi, atau aplikasi lainnya.

Namun, perlu dicatat bahwa sistem ini jarang digunakan dalam industri kelapa sawit. Lebih sering, penggunaan sistem RO untuk air “reuse” terjadi di apartemen, hotel, mall, dan tempat-tempat lain yang memiliki kebutuhan air tinggi, tetapi pembelian air PDAM terlalu mahal.

Penggunaan teknologi RO dalam pengolahan limbah cair kelapa sawit atau dalam konsep “reuse” air merupakan solusi yang berkelanjutan dan dapat membantu mengurangi konsumsi air bersih serta mengoptimalkan penggunaan sumber daya air.

Merusak Ekosistem Lingkungan

Apabila limbah kelapa sawit langsung Anda buang ke danau, sungai, atau wilayah perairan sejenisnya. Maka sebagian besar limbah akan mengendap, menghilangkan kandungan oksigen terlarut dalam air, membuat air menjadi keruh, dan menimbulkan aroma tajam.

Kondisi tersebut secara tak langsung dapat mengganggu kehidupan organisme air, termasuk ikan, tanaman air, jamur, bakteri, dan berbagai spesies air lainnya. Sehingga, rantai makanan alam akan terganggu dan ekosistem alami dapat rusak secara keseluruhan.

Dampak Pencemaran Limbah Cair Terhadap Lingkungan

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, pencemaran atau polusi air adalah pelepasan zat berbahaya bagi ekosistem yang dilepaskan ke permukaan air seperti danau, sungai, muara dan lautan. Pencemaran itu sendiri dapat dikategorikan menjadi dua jenis yakni:

dimana sumber ini berasal dari pelepasan limbah atau produk sampingan berbahaya yang dialirkan langsung ke sumber air terdekat tanpa adanya pengolahan. Limbah cair ini bisa berasal dari limbah domestik seperti rumah tangga, hospitality seperti hotel, atau rumah sakit. Limbah domestik ini dapat berupa kotoran, atau zat kimia dari sabun, detergen, obat, zat kimia dari hasil pencucian alat kesehatan rumah sakit dan lainnya. Sedangkan limbah cair pabrik merupakan limbah hasil produksi produk yang berbentuk cair dan mengandung zat kimia yang berbahaya dan merusak lingkungan dan langsung begitu saja dilepaskan di saluran air.

berupa polutan atau bahan pencemar yang masuk ke aliran air melalui tanah, air tanah atau yang dilepaskan di udara secara langsung berbentuk hujan asam dan lainnya. Contoh badan air yang tercemar dapat berbentuk zat, mikroorganisme patogen, limbah organik yang bisa membusuk, nutrisi tanaman, bahan kimia beracun, endapan, uap panas, minyak bumi, zat radioaktif dan lainnya yang secara tidak langsung dibuang ke aliran air seperti di permukaan tanah yang kemudian dapat menguap ke udara.

Pencemaran ini memiliki banyak dampak negatif bagi ekosistem terutama pada manusia seperti penyakit seperti tifus, kolera, hepatitis, dan lainnya jika air yang tercemar tersebut mengandung zat-zat tercemar. Efek negatif bagi ekosistem bisa merusak rantai makanan, karena mencemari hewan air, ataupun makhluk hidup darat yang mengkonsumsi air. Dampak  yang berakibat fatal adalah berkurangnya pasokan makanan hewani manusia. Serta, Eutrofikasi yang terjadi karena masuknya bahan kimia pada badan air sehingga mendorong pertumbuhan alga yang merusak permukaan air di bumi.

Pencemaran-pencemaran ini dapat dikendalikan jika pelaku pengguna air dapat mengontrol air cemar tersebut. Beberapa cara dapat dilakukan, diantaranya adalah instalasi pengolahan limbah air pada perumahan ataupun perusahaan maupun industri hospitality dengan menyaring air limbah domestik tersebut sebelum dibuang ke sumber air utama. Kemudian untuk industri, yang dimana Baku Mutu air limbah industri diatur oleh beberapa peraturan. Ha-hal tersebut dapat dilakukan dengan penggunaan Teknologi Membrane Bioreactor (MBR).

MBR atau Membrane Bioreactor adalah teknologi dengan kombinasi proses membran seperti mikrofiltrasi (microfiltration) atau ultrafiltrasi (ultrafiltration) dengan proses pengolahan air limbah biologis, proses lumpur aktif menghasilkan air bersih yang dapat kembali digunakan untuk aktivitas produksi. Teknologi ini sekarang banyak digunakan untuk pengolahan air limbah kota dan industri, baik untuk aktivitas domestik maupun aktivitas industri.

WhatsApp: +62823-4811-4479

Limbah cair dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis berdasarkan sumbernya. Pemahaman tentang jenis-jenis limbah cair ini penting untuk menentukan metode pengolahan yang tepat. Berikut adalah penjelasan detail tentang jenis-jenis limbah cair:

Anda mungkin ingin melihat